The content presented here requires JavaScript to be enabled and the latest version of the Macromedia Flash Player. If you are you using a browser with JavaScript disabled please enable it now. Otherwise, please update your version of the free Flash Player by downloading here.

Rabu, 14 April 2010

Cacing dalam Lobak

Kutipan favorit saya kali ini adalah apa yang ditulis oleh Malcolm Gladwell di bukunya yang terbaru: What The Dog Saw: Bagi Cacing dalam Lobak, Dunia Hanya Sebatas Lobak.
Jika kita ganti kata cacing dengan katak dan lobak dengan tempurung maka kalimat itu akan menjadi: Bagi Katak dalam Tempurung, Dunia Hanya Sebatas Tempurung.
Anda tentu masih ingat dengan peribahasa: Bagai Katak dalam Tempurung, bukan?
Ketika katak di dalam tempurung bernyanyi di musim hujan kali ini, ia merasa bahwa nyanyiannya adalah yang paling merdu dan paling keras.
Padahal di luar tempurungnya, menggelegarlah halilintar!!
Kita, terkadang berbicara, dengan sangat percaya diri mengenai hal ini dan itu seolah kita sendiri yang paling tahu. Ketika orang lain terdiam mendengar pembicaraan kita, kita merasa bahwa mereka terkesima dengan pengetahuan yang kita miliki.
Padahal? Bisa jadi mereka tertawa geli dengan lagak kita yang sok tahu itu.
Kita harus segera keluar dari lobak, keluar dari tempurung. Hanya dengan itu kita bisa memiliki ilmu padi: semakin berisi semakin merunduk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kontes SEO indositehost.com