The content presented here requires JavaScript to be enabled and the latest version of the Macromedia Flash Player. If you are you using a browser with JavaScript disabled please enable it now. Otherwise, please update your version of the free Flash Player by downloading here.

Rabu, 14 April 2010

Masyarakat Literer

Sebelum anda meneruskan membaca, ada baiknya anda tonton dulu video berikut:



Video ini adalah potongan film The Jane Austen Book Club. Wanita dalam adegan di video itu adalah seorang guru bahasa Prancis yang menikah tetapi tidak bahagia dengan pernikahannya. Karena itulah ia berselingkuh dengan salah seorang muridnya, pemuda yang di seberang jalan.
Sang guru adalah salah seorang anggota dari klub membaca yang mengkhususkan membaca karya – karya Jane Austen, penulis berkebangsaan Inggris. Ketika perselingkuhan mereka berubah menjadi lebih serius, di sinilah manfaat dari kebiasaan membaca muncul.
Ketika si guru akan menyeberang jalan untuk menemui selingkuhannya, berpikirlah sang guru akan untung rugi yang akan didapatkannya dari perselingkuhannya dengan sang murid. Digambarkan bahwa seolah lampu lalu lintas yang hanya bertuliskan “WALK” dan “DON’T WALK” itu berubah menjadi “WHAT WOULD JANE DO”. Kebiasaan membaca mempengaruhinya dalam mengambil keputusan.
Melihat film The Jane Austen Book Club saya teringat tulisan Jacob Sumardjo di harian KOMPAS. Beliau menulis:
Manusia literer mampu berpikir abstrak, melihat substansi peristiwa. Cakap dalam melihat hubungan – hubungan peristiwa dalam strukturnya yang tetap. Orang begini tidak mudah dihasut karena tidak melihat berdasar inderawi, tetapi akal budi. Mereka mampu mengambil jarak dengan segala sesuatu di luar dirinya. Segala sesuatu dilihat obyektif, apa adanya, bukan bagaimana tampaknya. Orang – orang ini kritis, berbuat setelah matang pemikirannya karena ia melihat perspektif aneka kemungkinannya.
Mari segera membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kontes SEO indositehost.com